Daily News 24/12

December 24, 2024 No. 2721

BBNI

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) per November 2024 mengemas laba bersih Rp19,81 triliun. Laba itu, melesat 4,04 persen dibanding periode sama tahun lalu. Laba bersih itu, didukung kinerja penyaluran kredit tumbuh 10,96 persen menjadi Rp739,53 triliun.

Performa apik itu, juga mendorong total aset tumbuh 9,83 persen menjadi Rp1.072,63 triliun. Pendapatan bunga surplus 5,28 persen menjadi Rp58,80 triliun. Namun beban bunga naik 23,30 persen mencapai Rp23,19 triliun. 

Dengan begitu, pendapatan bunga bersih alias net interest income (NII) menciut 3,87 persen menjadi Rp35,61 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tetap mampu mengalami pertumbuhan 6,96 persen menjadi Rp783,78 triliun.

Penopang pertumbuhan DPK datang dari instrumen dana murah alias current account saving account (CASA) melejit 11,08 persen menjadi Rp559.36 triliun. Secara tahunan, CASA menguat menjadi 71,37 persen dari 68,73 persen.

https://emitennews.com/news/kredit-oke-november-2024-bbni-raup-laba-rp9181-triliun

BMRI

Bank Mandiri (Persero) Tbk

Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) per November 2024 membukukan laba bersih Rp47,17 triliun. Itu ditopang lonjakan kredit 22,69 persen menjadi Rp1.283,44 triliun. Pertumbuhan kredit itu, dua kali lipat dibanding rata-rata industri perbankan tumbuh 10,79 persen.

Pertumbuhan kredit Bank Mandiri itu, juga lebih baik dari rata-rata perbankan bulan lalu. Rata-rata industri perbankan tercatat turun dari edisi Oktober 2024 sebesar 10,92 persen. Sebaliknya, kredit Bank Mandiri melejit dari periode Oktober di kisaran 22,53 persen (yoy). 

Optimalisasi penyaluran kredit itu, membuat pendapatan bunga Bank Mandiri naik 14,34 persen (yoy), senilai Rp101,69 triliun. Beban bunga bengkak 39,26 persen menjadi Rp33,14 triliun. So, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) surplus 5,23 persen (yoy) menjadi Rp68,55 triliun.

Pendapatan lain dari komisi, fee, dan administrasi senilai Rp15,99 triliun, tumbuh 12,83 persen (yoy). Pos beban bergerak naik cukup signifikan yaitu kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) 22,63 persen (yoy) menjadi Rp7,16 triliun. Laba operasional Rp57,75 triliun atau naik 4,36 persen (yoy). Laba bersih periode berjalan Rp47,17 triliun alias naik 4,67 persen.

https://emitennews.com/news/surplus-2269-persen-kredit-bmri-november-2024-tembus-rp1283-triliun

FREN

Smartfren Telecom Tbk.

Smartfren Telecom Tbk. (FREN) telah sepakat merger dengan XL Axiata Tbk. (EXCL). Sebagai konsekuensi dari merger itu, eksekusi waran seri III FREN (FREN-W2) dipercepat menjadi hanya tiga bulan. Itu berlaku sejak merger diteken. 

Padahal, kalau mengacu prospektus sebelumnya, investor waran III dapat menebus sejak 28 Oktober 2021 hingga 27 April 2026 dengan harga pelaksanaan Rp100 per lembar. Sesuai ketentuan 10.2, seluruh Waran Seri III yang belum ditebus menjadi kedaluarsa dan tidak berlaku lagi, dan pemegang waran seri III tidak dapat menuntut.

Selanjutnya, perseroan akan melakukan pengumuman lanjutan, paling lambat 30 hari sebelum penggabungan dimaksud berlaku efektif(atau sekitar tanggal 15 Maret 2025), kepada pemegang waran seri III guna memenuhi ketentuan selanjutnya yang tercantum pada lampiran Akta 4/2021.

Percepatan batas waktu eksekusi waran seri III sesuai dengan ketentuan dalam peraturan Otoritas Jasa keuangan (OJK) nomor 32/POJK.04/2015. Di mana, setelah berdiskusi dengan konsultan hukum dalam proses merger, peraturan OJK No.32/POJK.04/2015 tentang penambahan modal perusahaan terbuka dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu sebagaimana diubah dengan peraturan OJK No. 14/POJK.04/2019 tentang perubahan atas peraturan OJK No.32/POJK.04/2015 tentang penambahan modal perusahaan terbuka dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (POJK 32/2015) tidak mengatur mengenai ketentuan maupun pembatasan perubahan jangka waktu pelaksanaan waran.

https://emitennews.com/news/percepat-eksekusi-waran-ini-penjelasan-smartfren-fren

PJAA

Pembangunan Jaya Ancol Tbk

Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) tahun ini menghadapi tantangan industri luar biasa. Itu terlihat dari kinerja perusahaan tidak sebaik tahun sebelumnya. Namun, perseroan masih tetap mencatat laba bersih Rp100 miliar per September 2024.

“Penurunan jumlah pengunjung pada 2024 dibandingk tahun lalu tersebab cuti bersama (libur panjang) mendorong masyarakat liburan ke luar kota, larangan study tour, ketidakpastian stabilitas ekonomi baik makro-mikro mempengaruhi daya beli masyarakat, dan minat untuk berwisata,” tutur Winarto, Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol.

Menilik kondisi itu, perseroan tetap melakukan berbagai upaya untuk menjaga rasio-rasio keuangan. Selain itu, juga terus berkomitmen meningkatkan service quality, dan excellent. Itu dengan meningkatkan pengalaman pengunjung, dan customer journey melalui konten hiburan atraksi dan event guna meningkatkan kepuasan pengunjung yang akan berdampak pada peningkatan jumlah pengunjung.

https://emitennews.com/news/dongkrak-performa-jaya-ancol-pjaa-terapkan-jurus-ini