Daily News 20/11

November 20, 2024 No. 2696

AMFG

Asahimas Flat Glass Tbk

PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi pada tahun 2024. Diantaranya perseroan menyebutkan yakni fluktuasi kurs Rupiah terhadap USD.

"Hal itu tentunya berakibat pada meningkatnya beban kerugian selisih kurs yang berasal dari Hutang valas Perseroan," tulis Manajemen Asahimas Flat Glass.

Oleh karena itu, Perseroan telah menyiapkan strategi untuk mengghadapi tantangan tersebut."Pereroan akan melakukan pembayaran utang bank dalam mata uang USD tepat waktu, serta melakukan partial hedging untuk meminimalkan risiko kerugian selisih kurs," paparnya.

Selain itu, Perusahaan juga masih dibayang-bayangi oleh beberapa kendala yaitu meningkatnya biaya produksi karena kenaikan harga bahan baku dan energi, serta fluktuasi kondisi pasar terkait dengan perekonomian global.

Upaya perseroan saat ini adalah meningkatkan efisiensi biaya produksi dan operasional, disertai dengan penyesuaian harga jual untuk pasar domestik dan ekspor, guna mempertahankan daya saing. Kemudian, meningkatkan penjualan produk-produk bernilai tambah serta memperkuat jaringan dan aktivitas pemasaran.

ASAHIMAS AMFG SIAPKAN STRATEGI GUNA HADAPI FLUKTUASI MATA UANG| IQPLUS NEWS

APLN

Agung Podomoro Land Tbk.

Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) melakukan divestasi terhadap dua aset milik anak usaha perseroan kepada PT Bangun Loka Indah.

Wakil Direktur Utama Agung Podomoro Land Noer Indradjaja dan Direktur APLN Miarni Ang mengatakan aset yang dijual perseroan berupa tanah dan bangunan berkaitan dengan Hotel Pullman Ciawi Vimala Hills Resorts Spa & Convention, serta bidang-bidang tanah lainnya.

Aset tersebut dilepas oleh anak usaha APLN, PT Putra Adhi Prima kepada PT Bangun Loka Indah. Penjualan itu dituangkan dalam penandatanganan dokumen-dokumen transaksi terkait pada 14 November 2024.

Secara keuangan, lanjut Noer dan Miarni, transaksi tersebut akan menambah posisi kas APLN untuk mendukung operasional dan pengembangan usaha perseroan, serta akan mengurangi beban utang perseroan.

Agung Podomoro (APLN) Divestasi Hotel Pullman Vimala Hills

TPIA

Chandra Asri Pacific Tbk.

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) melalui entitas usahanya, PT Krakatau Chandra Energi tengah mengkaji kemungkinan akuisisi pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) untuk meningkatkan kapasitas bauran energi perseroan dalam waktu dekat.

Krakatau Chandra Energi, yang 70% sahamnya dipegang PT Chandra Daya Investasi (CDI), anak usaha Chandra Asri Pacific itu membeberkan akuisisi akan dilakukan untuk aset operasi di sistem Jawa.

OEM & Services Departemen Head PT Krakatau Chandra Energi Ermawanto mengatakan perseroannya masih memfinalkan kajian untuk aksi korporasi tersebut.

Ermawanto menuturkan perseroannya cenderung melirik aset operasi untuk PLTMH untuk bisa segera dikembangkan. Menurut dia, investasi baru untuk PLTMH dan lelang yang dibuka PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN relatif panjang untuk dikerjakan.

Chandra Asri (TPIA) Buka Peluang Akuisisi Pembangkit Listrik Minihidro

WSKT

Waskita Karya (Persero) Tbk.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) melakukan pembelian kembali (buyback) saham PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) dengan nilai transaksi Rp64,78 miliar.

WSKT melakukan aksi korporasi tersebut melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR) dengan kepemilikan saham sebesar 92,53%. Adapun, KKDM merupakan anak Perusahaan WTR dengan kepemilikan saham 89,38%.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/11/2024), WTR telah menjalankan opsi buyback saham KKDM sebanyak 53,78 juta lembar saham Reksa Dana Penyertaan terbatas Ekuitas Danareksa Toll Road-01 (RDPT) dengan nilai transaksi sebesar Rp64,78 miliar.

Manajemen WSKT menjelaskan dengan adanya transaksi tersebut kepemilikan WTR pada KKDM bertambah, tetapi KKDM selaku anak Perusahaan WTR tetap tidak terkonsolidasi pada laporan keuangan WTR maupun Perseroan.

Anak Usaha Waskita Karya (WSKT) Buyback 53,78 Juta Saham KKDM